Takashi Tokita, produser game dari Square Enix, Jepang, yang tersohor
dengan game-game populer seperti Final Fantasy, datang ke Indonesia.
Kehadirannya disambut oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB)
dalam kuliah umum yang diadakan oleh Jurusan Komunikasi Visual dari
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Selasa (9/8/2011).
"Biasanya kami yang mengundang negara lain ke Jepang untuk berkunjung
ke Square Enix, ini pertama kalinya Square Enix mengunjungi negara
lain. Indonesia adalah negara pertama yang kami kunjungi dan kami belum
ada rencana mengunjungi negara lain," ujar Sachiko Takahashi,
Senior Manager, Business Development, Corporate Planning Division Square Enix, usai kuliah umum di Aula Timur ITB, Bandung.
Kedatangan
Tokita dan Square Enix terkait dengan kompetisi game yang diadakan
Square Enix bersama FSRD ITB dan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif
Teknologi Informasi). Tokita hadir untuk memberikan kuliah umum tentang
perkembangan industri game pada smartphone.
Peserta kuliah umum
ini awalnya dibatasi hanya 200 peserta, namun hari ini jumlah peserta
yang diperbolahkan masuk sebanyak 450-an peserta. "Awalnya kami membuka
untuk mahasiswa ITB saja, khususnya mahasiswa FSRD, namun ada masukan
dari fakultas lainnya di ITB dan kampus-kampus lain di Bandung, akhirnya
kami tambah jumlah peserta menjadi 450-an orang," ujar Intan R.
Mutiaz., dosen multimedia FSRD ITB yang juga koordinator beasiswa
unggulan Diknas untuk Game Animasi.
Mahasiswa-mahasiswa yang hadir
berasal dari ITB dan kampus lain seperti Unpar (Universitas
Parahyangan), Unpad (Universitas Padjadjaran), yang memiliki
ketertarikan yang sama terhadap industri game. Usai memberi kuliah umum,
Tokita meluangkan waktu untuk memberikan tanda tangan dan berfoto
bersama para mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa yang hadir, yakni
Lody Reviadi dari jurusan Ilmu Komputer Unpar sengaja datang dan meminta
tanda tangan Tokita. "Saya penggemar Final Fantasy dan saya tahu Tokita
adalah produsernya. Saat mendaftar saya tidak yakin bisa dapat
kesempatan bertemu,
ternyata saat diumumkan di web, ada nama saya.
Senang sekali bisa bertemu seseorang yang membuat game yang saya suka,"
ujar Lody.
Berbeda dengan Lody yang hanya meminta tanda tangan,
Sandy Solihin, alumni DKV FSRD ITB tahun 2010 bahkan sengaja datang
untuk menemui Tokita. Ia menyelinap ke dalam media session yang
diperuntukkan khusus untuk wartawan. Usai sesi tanya jawab dengan
wartawan selesai, Sandy menemui Tokita dan menunjukkan karya-karya
desainnya yang telah ia
kumpulkan sejak tahun 2006.
"Saya ingin
Tokita melihat karya-karya saya. Ada beberapa yang dia sukai, dan saya
berharap suatu hari saya bisa bekerja di Square Enix. Tadi saya hanya
modal nekat saja. Saya sering menemui orang-orang untuk menunjukkan
karya saya ini. Kumpulan karya ini selalu saya bawa
ke mana-mana. Hari ini, saya ingin Tokita juga melihatnya," ungkap Sandy saat ditemui usai pertemuannya dengan Tokita.
Meski
tidak lancar melafalkan bahasa Inggris, Tokita berusaha untuk
interaktif dengan para fans-nya. Ia menerima fans-nya satu persatu,
menanyakan nama masing-masing, dan menuliskan nama mereka secara
personal, baru membubuhkan tanda tangan. Ia juga menerima dengan senyum
setiap fans yang meminta foto berdua dengannya, maupun foto
bersama-sama.
Sebelum memberikan kuliah umum di ITB, ia berkunjung ke satu studio
animasi yaitu Kojo Anima dan satu studio game Agate Studio. Berkunjung
ke Agate Studi membuatnya teringat kembali masa-masa dua puluh tahun
silam, ketika ia mulai menjadi game developer.
"Saya jadi ingat
dua puluh tahun lalu, saya punya studio kecil bersama teman-teman saya.
Kami bekerja keras, bersama-sama, menghabiskan banyak waktu di studio
tersebut. Orang-orang muda dengan semangat yang luar biasa," ungkap
Tokita sambil menikmati makan malam di Rumah Makan Cibiuk usai
memberikan kuliah umum.
Tokita dan Square Enix datang ke
Indonesia untuk merangkul developer game termasuk seperti yang ada di
Agate Studio, mengumpulkan ide-ide mereka agar bisa dikembangkan oleh
Square Enix. Bekerja sama dengan MIKTI, mereka menggelar kompetigi game
di platform Android. Tiga orang pemenang dari kompetisi game yang
diadakan ini akan mendapatkan kontrak eksklusif dan game tersebut akan
dibantu pemasarannya ke internasional.
"Kami memang berencana
membuat game baru untuk smartphone, khususnya Andoid karena saat ini,
orang lebih banyak memiliki Android daripada konsol game," tutupnya.
Kedatangannya
ke Indonesia untuk pertam kali tidak disia-siakan Tokita untuk
mencicipi masakan khas Indonesia. Ia lahap mencicipi gurame goreng
dengan sambal hijau khas Cibiuk. Awalnya ia hanya mengambil nasi
sedikit, lalu mencoba sambal tersebut. Setelah mencoba dan merasa suka,
Tokita menambah nasinya dan menghabiskan gurame goreng serta sambal yang
dihidangkan untuknya.
"Saya menyukai masakan pedas dan Indonesia
memiliki masakan pedas, contohnya sambal. Saya suka," ujarnya. Makan
malam pertamanya di Bandung ini hanya bersama tiga orang wartawan dan
empat orang tim Kojo Anima. Usai makan, Tokita berbincang santai seputar
kedatangannya di Indonesia. Ia akan mengunjungi tiga kota, yakni
Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Ini merupakan kunjungan tim Square
Enix ke luar Jepang.
Jumat, 18 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar