Template by:
Free Blog Templates

Jumat, 18 November 2011

Kedatangan Takashi Okita di Bandung

Takashi Tokita, produser game dari Square Enix, Jepang, yang tersohor dengan game-game populer seperti Final Fantasy, datang ke Indonesia. Kehadirannya disambut oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam kuliah umum yang diadakan oleh Jurusan Komunikasi Visual dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Selasa (9/8/2011).



"Biasanya kami yang mengundang negara lain ke Jepang untuk berkunjung ke Square Enix, ini pertama kalinya Square Enix mengunjungi negara lain. Indonesia adalah negara pertama yang kami kunjungi dan kami belum ada rencana mengunjungi negara lain," ujar Sachiko Takahashi,
Senior Manager, Business Development, Corporate Planning Division Square Enix, usai kuliah umum di Aula Timur ITB, Bandung.
Kedatangan Tokita dan Square Enix terkait dengan kompetisi game yang diadakan Square Enix bersama FSRD ITB dan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi). Tokita hadir untuk memberikan kuliah umum tentang perkembangan industri game pada smartphone.
Peserta kuliah umum ini awalnya dibatasi hanya 200 peserta, namun hari ini jumlah peserta yang diperbolahkan masuk sebanyak 450-an peserta. "Awalnya kami membuka untuk mahasiswa ITB saja, khususnya mahasiswa FSRD, namun ada masukan dari fakultas lainnya di ITB dan kampus-kampus lain di Bandung, akhirnya kami tambah jumlah peserta menjadi 450-an orang," ujar Intan R. Mutiaz., dosen multimedia FSRD ITB yang juga koordinator beasiswa unggulan Diknas untuk Game Animasi.
Mahasiswa-mahasiswa yang hadir berasal dari ITB dan kampus lain seperti Unpar (Universitas Parahyangan), Unpad (Universitas Padjadjaran), yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap industri game. Usai memberi kuliah umum, Tokita meluangkan waktu untuk memberikan tanda tangan dan berfoto bersama para mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa yang hadir, yakni Lody Reviadi dari jurusan Ilmu Komputer Unpar sengaja datang dan meminta tanda tangan Tokita. "Saya penggemar Final Fantasy dan saya tahu Tokita adalah produsernya. Saat mendaftar saya tidak yakin bisa dapat kesempatan bertemu,
ternyata saat diumumkan di web, ada nama saya. Senang sekali bisa bertemu seseorang yang membuat game yang saya suka," ujar Lody.
Berbeda dengan Lody yang hanya meminta tanda tangan, Sandy Solihin, alumni DKV FSRD ITB tahun 2010 bahkan sengaja datang untuk menemui Tokita. Ia menyelinap ke dalam media session yang diperuntukkan khusus untuk wartawan. Usai sesi tanya jawab dengan wartawan selesai, Sandy menemui Tokita dan menunjukkan karya-karya desainnya yang telah ia
kumpulkan sejak tahun 2006.
"Saya ingin Tokita melihat karya-karya saya. Ada beberapa yang dia sukai, dan saya berharap suatu hari saya bisa bekerja di Square Enix. Tadi saya hanya modal nekat saja. Saya sering menemui orang-orang untuk menunjukkan karya saya ini. Kumpulan karya ini selalu saya bawa
ke mana-mana. Hari ini, saya ingin Tokita juga melihatnya," ungkap Sandy saat ditemui usai pertemuannya dengan Tokita.
Meski tidak lancar melafalkan bahasa Inggris, Tokita berusaha untuk interaktif dengan para fans-nya. Ia menerima fans-nya satu persatu, menanyakan nama masing-masing, dan menuliskan nama mereka secara personal, baru membubuhkan tanda tangan. Ia juga menerima dengan senyum setiap fans yang meminta foto berdua dengannya, maupun foto bersama-sama.


Sebelum memberikan kuliah umum di ITB, ia berkunjung ke satu studio animasi yaitu Kojo Anima dan satu studio game Agate Studio. Berkunjung ke Agate Studi membuatnya teringat kembali masa-masa dua puluh tahun silam, ketika ia mulai menjadi game developer.
"Saya jadi ingat dua puluh tahun lalu, saya punya studio kecil bersama teman-teman saya. Kami bekerja keras, bersama-sama, menghabiskan banyak waktu di studio tersebut. Orang-orang muda dengan semangat yang luar biasa," ungkap Tokita sambil menikmati makan malam di Rumah Makan Cibiuk usai memberikan kuliah umum.
Tokita dan Square Enix datang ke Indonesia untuk merangkul developer game termasuk seperti yang ada di Agate Studio, mengumpulkan ide-ide mereka agar bisa dikembangkan oleh Square Enix. Bekerja sama dengan MIKTI, mereka menggelar kompetigi game di platform Android. Tiga orang pemenang dari kompetisi game yang diadakan ini akan mendapatkan kontrak eksklusif dan game tersebut akan dibantu pemasarannya ke internasional.
"Kami memang berencana membuat game baru untuk smartphone, khususnya Andoid karena saat ini, orang lebih banyak memiliki Android daripada konsol game," tutupnya.
Kedatangannya ke Indonesia untuk pertam kali tidak disia-siakan Tokita untuk mencicipi masakan khas Indonesia. Ia lahap mencicipi gurame goreng dengan sambal hijau khas Cibiuk. Awalnya ia hanya mengambil nasi sedikit, lalu mencoba sambal tersebut. Setelah mencoba dan merasa suka, Tokita menambah nasinya dan menghabiskan gurame goreng serta sambal yang dihidangkan untuknya.
"Saya menyukai masakan pedas dan Indonesia memiliki masakan pedas, contohnya sambal. Saya suka," ujarnya. Makan malam pertamanya di Bandung ini hanya bersama tiga orang wartawan dan empat orang tim Kojo Anima. Usai makan, Tokita berbincang santai seputar kedatangannya di Indonesia. Ia akan mengunjungi tiga kota, yakni Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Ini merupakan kunjungan tim Square Enix ke luar Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar